Rabu, 09 Desember 2009

BUDIDAYA TERNAK KELINCI


SEJARAH SINGKAT
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya.


JENIS
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.

MANFAAT
Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.

PERSYARATAN LOKASI
Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising dan terlindung dari predator.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor
betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm. Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
1. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
2. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
3. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).

Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.
2. Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
1. Pemilihan bibit dan calon induk Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2. Perawatan Bibit dan calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3. Sistem Pemuliabiakan
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu: a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
b. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
c. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakanperpaduan 2 keunggulan bibit.

Reproduksi dan Perkawinan

Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan
(betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas
anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan
dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah
itu pejantan dipisahkan.

Proses Kelahiran

Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
2. Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
3. Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
4. Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci
diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
5. Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci
setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar
matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit.
Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit
dibersihkan dengan kreolin/lysol.

HAMA DAN PENYAKIT
1. Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
2. Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.
Pengendalian: dengan antibiotik salep.
3. Eksim
Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.
Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
4. Penyakit telinga
Penyebab: kutu.
Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
5. Penyakit kulit kepala
Penyebab: jamur.
Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian: dengan bubuk belerang.
6. Penyakit mata
Penyebab: bakteri dan debu.
Gejala: mata basah dan berair terus.
Pengendalian: dengan salep mata.
7. Mastitis
Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang.
Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
8. Pilek
Penyebab: virus.
Gejala: hidung berair terus.
Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
9. Radang paru-paru
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
10. Berak darah
Penyebab: protozoa Eimeira.
Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
11. Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing. Pada
umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukan dengan
menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan
memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.
8. PANEN
1. Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
3. Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar
kelinci tidak kesakitan.
9. PASCAPANEN
1. Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian
minum tetap .
2. Pemotongan
Pemotongan dapat dengan 3 cara:
1. Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala
dan saat koma disembelih.
2. Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher. Cara ini
kurang baik.
3. Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
3. Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci digantung.
4. Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paruparu
dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah
karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
5. Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong
bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.

BETERNAK KAMBING PERAH



Air susu kambing merupakan hasil utama dari ternak perah yang bergizi tinggi. Air susu kambing proteinya tidak kalah dari susu sapi, protein susu kambing adalah 3,7 % sedangkan protein air susu sapi adalah 3,3 %. Dilihat dari kandungan proteinnya yang lebih tinggi dari pada susu sapi, maka kemungkinan produksi susu kambing dapat dikembangkan dan dimasayarakatkan, terutama untuk memenuhi kebutuhan susu di masyarakat yang semakin meningkat, di samping juga untuk meningkatkan pendapatan para peternak. Keuntungan Memelihara Kambing Perah Keuntungan-keuntungan dari beternak kambing perah, antara lain yaitu :
1. Cepat berkembang biak, dalam waktu 2 tahun dapat beranak 3 kali dengan
jumlah anak lebih dari seekor dalam satu kali kelahiran.
2. Tidak membutuhkan tempat yang luas.
3. Pemeliharaannya mudah dan jarang terkena penyakit.
4. Modal yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.
5. Merupakan tabungan yang sewaktu-waktu bila diperlukan mudah dijual.

Cara Memilih Bibit
Untuk pemilihan bibit kambing perah yang baik hal-hal yang harus diperhatikan antara lain yaitu :
1. Kambing harus sehat, lincah/aktif dan tidak cacat.
2. Mata bersinar terang/tidak sayu.
3. Kambing yang putingnya cukup besar, lunak bila diraba, bentuk putting dan
letaknya simetris.
4. Berat badan harus normal, misalnya kambing perah peranakan etawa betina
berumur satu tahun beratnya lebih kurang 20 Kg, yang jantan lebih kurang 30
Kg.

Perkandangan
Syarat-syarat kandang yang baik adalah :
1. Cukup kuat dan tahan lama.
2. Usahakan menghadap sinar matahari.
3. Ter[pisah dari rumah tempat tinggal.
4. Tidak lembab dan mudah dibersihkan.
5. Pertukaran udara dalam kandang baik sehingga udara dalam kandang selalu segar.
6. Usahakan kandang pejantan disendirikan.
7. Kandang sebaiknya dibuat sistem panggung, lantainya dibuat dari kayu atau bambu ½ meter diatas tanah.

Makanan
Makanan utama kambing adalah hijauan berupa rumput-rumputan dan daundaunan,
sedangkan makanan tambahanya berupa konsentrat atau makanan
penguat.
Makanan hijauan terdiri dari :
1. Rumput unggul, antara lain rumput gajah, benggala, bede dll.
2. Rumput Lapangan.
3. Kacang-kacangan.
4. Hijauan lainya, misalnya daun lamtoro, nangka, turi, dll.
5. Limbah dapur.

Makanan penguat terdiri dari bekatul, ampas atahu, jagung, ketela dan singkong. Sedangkan sebagai bahan penyedap dapat tambahkan garam dapur dan tepung tulang. Untuk air minum harus disediakan cukup, diletakkan di tempat makanan.
Banyak makanan yang diberikan untuk kambing dewasa adalah :
1. Hijauan 5-7 kg/ekor/hari.
2. Konsentrat kurang lebih 0,5 kg/ekor/hari.

Pengembangbiakan kambing betina :
1. Kambing betina yang sehat pada umumnya yaitu (a) dewasa kelamin pada umur 8-13 bulan, namun sebaiknya dikawinkan pertama kali setelah berumur 15-18 bulan; (b) lama kebuntingan 145-155 hari ; (c) masa birahi terlihat setiap 18-21 hari sekali dengan lama birahi antara 24-48 jam.
2. Tanda birahi, yaitu (a) gelisah, mengembik-ngembik berusaha mendekati kambing jantan atau menaiki punggung kambing betina; (b) ekor dikibaskibaskan; (c) sering kencing; (d) kemaluanya terlihat merah bengkak dan keluar lendirnya yang jernih.
3. Saat mengawinkan kambing perah, yaitu (a) bila terlihat tanda-tanda birahi pagi hari, sebaiknya segera dikawinkan pada sore harinya; dan (b) bila terlihat tanda-tanda birahi pada sore hari, sebaiknya segera dikawinkan pada esok harinya sebelum jam 12 siang.
4. Kambing yang baru beranak dapat dikawinkan lagi 3-5 bulan setelah
beranak. Pemeliharaan Anak Kambing Sebelum Kelahiran Pemeliharaan anak kambing dilakukan semenjak masih dalam kandungan, sehingga pemeliharaanya dimulai dari induk bunting, yaitu (1) induk bunting perlu banyak bergerak, berjalan-jaln dan memperoleh sinar matahari cukup; (2) induk bunting 3 bulan harus dipisahkan dalam kandang sendiri atau dikelompokkan dengan induk bunting yang lain tanpa jantan.

Tanda-tanda kelahiran
(1) induk gelisah, menggaruk-garuk sesuatu, atau berpindah-pindah tempat;
(2) seolah-olah berperilaku seperti membuat sarang;
(3) kambing membesar, jika diperah keluar susu yang berwarna kuning;
(4) alat kelaminya mengendor dan keluar lendir yang agak banyak; dan
(5) bila tandatanda tersebut telah nampak, tempatkan induk dalam kandang yang agak luas dan tersendiri, diberi alas jerami atau rumput kering yang bersih. Pemeliharaan Anak Kambing
(Cempe) Setelah Lahir Hal-hal yang harus dilakukan yaitu, antara lain
(1) bersihkan semua ledir dari mulut,hidung dan seluruh tubuh;
(2) potong tali pusar kurang lebih 2 cm dari lubang pusar dan olesi bekas luka dengan yodium;
(3) alasi kandang anak kambing dengan jerami kering atau rumput kering;
(4) beberapa menit lagi akan berdiri dan mulai menyusu induknya mendapatkan kolustrum (susu yang pertama keluar), bersihkan putting induknya terlebih dahulu;
(5) anak kambing dibiarkan menyusu secara penuh selama 6 hari, kemudian pada hari ke 7 malam harinya dipisahkan dari induknya, agar pagi harinya induknya dapat diperah sehingga menghasilkan susu yang banyak, siang harinya dibiarkan berkumpul dengan induknya lagi;
(6) pada umur 4-5 minggu anak kambing mulai belajar makan daun-daunan muda, setelah umur 1-2 bulan mulai belajar makan rumput; dan
(7) anak kambing umur kurang lebih 4 bulan disapih dari induknya. Pemeliharaan Masa Pertumbuhan

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu
(1) kambing betina mulai dewasa pada umur 8-14 bulan, tetapi saat itu belum boleh dikawinkan; (2) umur yang baik mulai mengawinkan adalah umur 15-18 bulan;
(3) untuk menghindari perkawinan muda mulai umur 5 bulan kambing betina harus dipisahkan dengan kambing jantan;
(4) waktu hari panas kambing-kambing dimandikan satu minggu sekali untuk menjaga gangguan penyakit kulit dan biarkan berjemur setelah dimandikan; dan
(5) perawatan kuku perlu diperhatikan, oleh karenanya bila kuku sudah panjang harus dilakukan pemotongan dengan memakai gergaji halus.

Pemerahan
Cara-cara pemerahan yang baik adalah
(1) dilakukan pada waktu yang tetap, misalnya 2 kali sehari, pagi dan sore;
(2) bersihkan dulu tangan pemerah dengan sabun;
(3) cucilah putting dan kambing dengan air hangat, dilap dengan kain halus;
(4) hindari air susu tertinggal dalam putting, oleh karena itu susu harus habis diperah, untuk mengetahuinya adalah dengan jalan menyentuh atau sedikit menggoyangkan kambing;
(5) pada umumnya produksi susu kambing peranakan Etawa per ekor 1-11/2 liter.

Dalam melakukan pemerahan hal-hal yang harus diketahui oleh peternak adalah
(1) masa produksi kambing berlangsung antara 7-8 bulan, mulai sejak kambing sudah melahirkan anak yang disebut masa laktasi;
(2) antara 2-3 bulan sebelum kambing melahirkan pemerahan harus dihentikan, maksudnya untuk menjaga kesehatan induk kambing dan persiapan kelahiran anaknya; dan
(3) untuk menghindari bau-bauan yang lain maka pemerahan dilakukan di tempat khusus yaitu ruang untuk memerah.

Penyakit dan Cara Pencegahannya
1. Kudis/Kurap/Scabies
Penyebabnya antara lain yaitu (a) kotoran dan parasit; (b) kambing tidak
pernah dimandikan.
Tanda-tandanya adalah (a) adanya bercak-bercak merah pada kulit dan
bisul-bisul karena gigitan; (b) ternak gelisah karena gatal; (c) kambing
menjadi kurus, karen tidak makan dan harus menggaruk-garuk, menggosokgosok
dan menggigit-gigit badanya; (d) kulit bertambah tebal merah dan bulubulu
rontok.
Pencegahanya yaitu dengan jalan, (a) kebersihan harus dijaga dan
diperhatikan; (b) kambing rutin dimandikan dan disikat; (c) kambing yang
sakit harus diasingkan, dipisahkan dari kambing lainya yang sehat.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara (a) rambut kambing dicukur dan
dimandikan, kerak-kerak kulit dibersihkan dengan air hangat dan sabun; (b)
setelah ituy diobati dengan (1) serbuk belerang dicampur kunyit dengan
minyak kelapa dan dipanasi, kemudian digosokkan pada kulit yang sakit; (2)
campurkan kreolin 1 bagian dengan spritus 10 bagian kemudian oleskan
pada kulit yang luka; dan (3) kambing dimadikan dengan campuran 10 liter air
dan asumtol 10 gram.
2. Missitis (Radang Kelenjar Susu)
Penyebabnya adalah baktri steptococcus. Tanda-tandanya antara lain (a)
timbul peradangan pada sluran susu, sehingga air susu yang tidak normal;
(b) Kambing membengkak, bila diraba terasa panas; (c) air susu yang keluar
encer, kadag-kadang bercampur darh dan akhirnya susu tidak keluar sama
sekali; dan (d) nafsu makan berkurang dan suhu tubuh naik.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara antara lain, yaitu (a) kandang dan
alat-alat perlengkapan kandang serta lantai kandang selau bersih; (b)
pemerahanya harus benar; (c) kambing dan putting terlebih dahulu
dibersihkan sebelum diperah; (d) kambing dan putting dihindarkan terjadi luka
yang dapa menyebabkan infeksi kuman.
Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik, misalnya Penicillin,
tetracycline, sulfamethasine, dll.
Demikian tehnik-tehnik beternak kambing perah yang penulis sajikan untuk para
peternak ataupun yang berminat untuk menggeluti usaha ternak kambing perah.
Usaha ini apabila digeluti secara serius bukan tidak mungkin akan menghasilkan
nilai ekonomis yang tinggi, disamping akan menambah pemenuhan kebutuhan
susu di masyarakat.

Semoga bermanfaat….!

Pertanian dan Perkebunan masa kini


Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri).

Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.

Cara bertanam melon